Senin, 24 November 2014

Pengangguran di Indonesia

Faktor utama penyebab pengangguran di Indonesia.

Pengangguran yaitu orang yang berada pada usia produktif/usia kerja yang tidak bekerja. Berdasarkan penyebabnya pengangguran dapat dibedakan 5 macam yaitu:
  1. Pengangguran struktural yaitu : pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi.
  2.  Pengangguran siklus/konjungtur yaitu : pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan-perubahan dalam tingkat perekonomian.misalnya perusahan-perusahaan harus mengurangi kegiatan produksi sehingga sebagian tenaga kerja diberhentikan.
  3. Pengangguran friksional yaitu : pengangguran yang terjadi pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment),di mana tenaga kerja berusaha mengganti pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja atau mogok sementara untuk menuntut kenaikan upah.
  4.  Pengangguran musiman yaitu : pengangguran yang terjadi akibat perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya berkala,misalnya menganggur pada saat selang antara musim tanam dan musim panen
  5. Pengangguran karena perubahan teknologi(technological unemployment) yaitu pengangguran yang terjadi akibat perubahan teknologi misalnya mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin.
Pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
  1. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
  2. Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
 Salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia adalah masalah pengangguran, yang tidak pernah teratasi setiap tahunnya. Faktor pengangguran bisa beragam macamnya, dan ini tidak boleh di abaikan oleh pemerintah. Usaha mengatasi pengangguran bukanlah kewajiban pemerintah semata. Seluruh penduduk Indonesia di harapkan partisipasinya untuk mengatasi masalah ini. Tanpa kerjasama pemerintah dan masyarakat mustahil dapat mengatasi pengangguran di Indonesia. Berikut adalah beberapa penyebab pengangguran yang umum terjadi di Indonesia.
  1. Pendidikan rendah. Pendidikan yang rendah dpat menyebabkan seseorang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Di karenakan semua perusahaan membutuhkan pegawai seminimal SMA.
  2. Kurangnya keterampilan. Banyak mahasiswa atau lulusan SMA yang sudah mempunyai kriteria dalam bekerja,namun dalam teknisnya keterampilannya masih kurang. Sehingga susah dalam mencari pekerjaan.
  3. Kurangnya lapangan pekerjaan. Setiap tahunnya, Indonesia memiliki jumlah lulusan sekolah atau kuliah yang begitu tinggi. Jumlah yang sangat besar ini tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada, baik yang di sediakan oleh pemerintah maupun swasta.
  4. Kurangnya tingkat EQ masyarakat. Tingkat EQ meliputi kemampuan seseorang dalam mengandalikan emosi, yang berpengaruh terhadap keterampilan berbicara/berkomunikasi, bersosialisasi, kepercayaan diri, dan sifat lainnya yang mendukung dalam hidup di masyarakat. Orang yang pandai berkomunikasi dan pandai bersosialisasi lebih mudah mendapatkan pekerjaan di banding orang yang selalu pendiam dan tidak berani mengeksplor potensi diri.
  5. Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain. Misalnya ada seorang lulusan sarjana yang kemudian tidak mau bekerja dan lebih suka menggantungkan hidup kepada orang tua atau pasangannya bila sudah menikah. Ia termasuk pengangguran, selain itu ia melewatkan peluang untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan bagi orang lain.
  6. Tidak mau berwirausaha. Umumnya sesorang yang baru lulus sekolah/kuliah terpaku dalam mencari pekerjaan, seolah itu adalah tujuan yang sangat mutlak. Sehingga persaingan mencari pekerjaan lebih besar di bandingkan membuat suatu usaha.
Itulah beberapa faktor pengangguran yang banyak terjadi di Indonesia. Cukup sulit untuk mengatasi pengangguran di Indonesia dengan tingkat jumlah penduduk yang begitu besar dan masih banyaknya korupsi di negeri ini, sehingga laju pengangguran semakin naik per tahunnya.
Dampak pengangguran
Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan masyarakat akan merosot. Sehingga menghambat beberapa faktor pembangunan nasional, seperti :
  1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita.
  2. Beban psikologis
  3. Biaya sosial
  4. Penerimaan negara

Dilihat dari segi ekonomi, pengagguran memiliki dampak sebagai berikut.
  1. Pengangguran menimbulkan turunnya daya beli masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.
  2. Pengangguran akan menghambat investasi, karena menurunnya jumlah tabungan masyarakat.
  3. Pengangguran menyebabkan turunnya Produk Domestik Bruto (PDB), sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan.

Dari segi sosial, dampak pengangguran adalah sebagai berikut:
  1. perasaan minder (rendah diri), 
  2. meningkatnya angka kriminalitas,
  3. munculnya pengamen, pengemis, anak jalanan, dan
  4. tingginya anak-anak yang putus sekolah.
Cara mengatasi pengangguran di Indonesia

Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah selama ini dalam mengurang jumlah pengangguran di Indonesia, namun masih saja pengangguran tidak berkurang bahkan lebih bertambah setiap tahunnya di karenakan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan lapangan pekerjaan.

Menurut Paul A. Samuelson dan Wiliam D. Nurdhaous dalam bukunya Ekonomi mengemukakan cara-cara mengatasi pengangguran yaitu sebagai berikut:
  • Memperbaiki pasar tenaga kerja
  • Menyediakan program pelatihan
  • Menciptakan program padat karya
Selain hal tersebut di atas, sesuai dengan GBHN 1999, pemerintah Indonesia hendaknya:

·         Mengembangkan tenaga kerja secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasab berserikat, dan

·         Meningkatkan kualitas dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan memerhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja yang di kelola secara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.

Ada berbagai cara dalam mengatasi pengangguran,yaitu :

  1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Modal
  2. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
  3. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
  4. Menggalakkan program transmigrasi
  5. Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan
  6. Mengintensifkan program keluarga berencana
  7. Menekan impor dan memperbanyak ekspor

  • Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Modal
Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang kosong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industri (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran struktural.

  • Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan sistem informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. Sistem seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bisa juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
  • Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Meningkatkan program pendidikan dengan cara wajib belajar 12 tahun dan memberikan pendidikan gratis bagi warga yang kurang mampu, sehingga mengurangi pengangguran yang tidak terdidik. Memberikan pelatihan kerja untuk mencari kerja, sehingga menjadi pekerja yang terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.
  • Menggalakkan program transmigrasi
Program transmigrasi bukan saja merupakan cara efektif meratakan pembangunan dan jumlah penduduk, tetapi juga merupakan cara mengatasi pengangguran yang tepat. Yaitu tidak semua berbondong – bondong mencari pekerjaan di ibukota yang dapat memadatkan ibu kota. Oleh karena itu, transmigrasi adalah solusi terbaik untuk mengatasi pnegangguran juga dengan memberikan pelatihan dan pemberian modal untuk membuka usaha di wilyah transmigrasi sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan.

  • Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan
Meningkatkan jumlah wiraswasta dengan adanya UKM dengan pemberian modal yang di berikan oleh pemerintah dan kerjasama dengan pihak swasta. Menumbuhkan jiwa wirausaha sejak sekolah sehingga merubah paradigma dari mencari pekerjaan menjadi memberi pekerjaan. Hal ini yang mesti di dukung oleh pemerintah. Mendukung kegiatan wirausaha sekecil apapun skala usaha tersebut dan memberikan pelatihan – pelatihan wirausaha hingga memberikan pinjaman – pinjaman tanpa anggunan dan tanpa bunga bagi perintis usaha ( masih pemula ). Wirausaha bukan saja mengatasi pengangguran di tanah air tetapi juga bentuk usaha untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

  • Mengintensifkan program keluarga berencana
Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk terbanyak di dunia. Jadi apabila masalah keluarga berencana ini tidak dijalankan secara efektif, dapat dipastikan pengangguran di Indonesia akan semakin bertambah. Pemerintah harus berusaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengawasi program ini dengan sebaik baiknya agar program ini berjalan dengan sangat baik. Karena masih belum terlihat keberhasilan dari program KB.

  •  Menekan impor dan memperbanyak ekspor
Pemerintah harus menekan impor sebanyak mungkin dan memajukan produk – produk dalam negeri yang di hasilkan dari petani dan para wirausaha. Sehingga para usahawan tidak kesulitan dalam mencari pasar dalam menjual usahanya. Dan berusaha untuk mengekspor produk dalam negeri yang laku  dalam pasaran luar negeri yang dapat menghasilkan devisa negara. Sehingga para pengangguran yang berusaha untuk mengembangkan bisnis usahanya tidak kesulitan mencari pasar untuk menjual hasil dari usahanya.

Hal hal di atas adalah beberapa cara yang dapat di gunakan pemerintah dalam mengurangi pengangguran di Indonesia dan dapat memperkuat ekonomi Indonesia. Namun pemerintah tidak akan bisa menjalankan program – program tersebut jika tanpa adanya kerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat.

Sumber:

Sabtu, 22 November 2014

Penerapan Konsep Tabel dan Teknik Switching Pada Algoritma Pemrograman

Nama             : Rian Yunanto
NPM               : 59414226
Kelas               : 1IA17
Mata Kuliah   : Algoritma Pemrograman 1A
Dosen             : Kunto Bayu A,ST

1. Penerapan konsep tabel pada Algoritma Pemrograman

Tabel merupakan data pembantu dalam pengolahan data. Sebagai contoh:
NPM
Nilai UAS
53414646
80
52424123
85
58111432
70
53121333
80
56662251
70
Dari data diatas kita tidak dapat mengetahui nama mahasiswanya. Maka dari itu, kita buat suatu tabel yang berisikan khusus nama-nama mahasiswa seperti berikut ini:
NPM
NAMA
53414646
Habibi
52424123
Budi
58111432
Karmilla
53121333
Kartika
56662251
Syifa
Item NPM merupakan item yang dipakai sebagai acuan untuk mencari data nama mahasiswa di dalam tabel. Item ini berfungsi sebagai kontrol field yang sering disebut ARGUMEN. Sedang item NAMA merupakan FUNCTION dari tabel tersebut.

Penggunaan Storage untuk Penyimpanan Tabel
  • Data di dalam media penyimpanan seperti disk, kartu, dokumen dll yang berfungsi sebagai tabel disebut external tabel.   
  • Dalam proses pengolahan data, external tabel ini sebaiknya dipindahkan ke memori agar proses menjadi cepat. 
  • Di dalam memori external tabel menempati lokasi yang disebut storage. Di storage ini terbentuk suatu tabel yang disebut sebagai Internal Tabel. Selanjutnya proses pengolahan data menggunakan internal tabel. 
Flowchart Proses Pembentukan Internal Tabel
Pada flowchart diatas Setiap data yang dibaca dari external tabel disimpan di dalam NPMTAB(I) dan NMTAB(I). Variabel ini merupakan variabel berindeks atau variabel array.
Variabel array merupakan suatu variabel dengan beberapa tempat penyimpanan.

Proses Pencarian 
Proses pencarian di dalam internal tabel dilakukan dengan berpatokan pada nilai indeksnya. Misal untuk mencari nama mahasiswa dengan NPM = 53414646 dapat digambarkan melalui flowchart berikut :
Pengurutan dengan Eksternal Tabel

1. Pembentukan File Indeks
  • Proses pengurutan bilangan dilakukan di internal tabel. Semua bilangan yang akan diurutkan disimpan dahulu ke suatu penyimpanan di dalam memori yaitu variabel array.
  • Di memori, proses pengurutan dapat dilakukan dengan lebih cepat. Namun jika datanya banyak, maka proses ini akan membutuhkan ukuran memori yang besar. Untuk menghindarinya, proses pengurutan dilakukan di dalam eksternal tabel.
  • Eksternal tabel dibentuk dengan cara membuat file baru. File ini desebut sebagai File Indeks. Isi file indeks adalah field yang berfungsi sebagai field kunci (key field) dari record data yang akan diurutkan. Key Field merupakan field yang dipakai sebagai dasar pengurutan. Misal data yang harus diurutkan berdasarkan NPM, maka field kuncinya adalah field yang berisi NPM.
Secara garis besar, proses pengurutan dengan eksternal tabel terdiri dari langkah-langkah
  • Bentuk file indeks yang hanya berisi field kunci. 
  • Lakukan pengurutan pada file indeks. Pengurutan dapat dilakukan dengan metode bubble sort atau straight selection.
  • Pindahkan record dari file lama ke file baru dengan posisi record sesuai pada file indeks.
2. Proses Pembentukan File Indeks
NPM
       NAMA
    ALAMAT
53414646
Habibi
Jl P
52424123
Budi
Jl Q
58111432
Karmilla
Jl R
53121333
Kartika
Jl S
56662251
Syifa
Jl T
/*



Jika data di file PEG.DTA ingin diurutkan berdasarkan NPM, maka harus dibentuk file indeks yang hanya berisi field NPM. Proses pembentukan file indeks ini dapat digambarkan melalui flowchart :

Berdasarkan flowchart diatas, terbentuk file indeks yaitu INDEKS.DTA.

NPM
      KETERANGAN
53414646
Record pertama
52424123
Record kedua
58111432
Record ketiga
53121333
Record keempat
56662251
Record kelima

2. Teknik Switching pada Algoritma Pemrograman 
Teknik switching merupakan cara memperpendek jalur proses. Teknik ini memakai suatu indikator untuk mengantisipasi proses yang akan dilakukan selanjutnya. Indikator ini dapat dimisalkan seperti Switch pada tombol lampu, dimana tombol ini dapat mengatur dua kondisi yaitu nyala atau padam. Namun dalam Flowchart switch tersebut berupa variabel yang diisi dengan dua kondisi yaitu 0 dan 1. Melalui isi variabel tersebut dapat diketahui kondisi proses yang telah dilakukan. Sehingga dapat dilakukan pengalihan proses tanpa melalui  proses sebelumnya, sehingga dapat mempersingkat alur proses
Berdasarkan flowchart di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel No dan H yang telah diinisialisasikan akan menjadi variabel indikator yang menentukan proses selanjutnya.



Sumber:





Senin, 10 November 2014

Quick Sort

Nama              : Rian Yunanto
NPM              : 59414226
Kelas              : 1IA17
Mata Kuliah    : Algoritma dan Pemrograman 1A
Dosen             : Kunto Bayu A, ST

Quick Sort

Quick Sort merupakan suatu algoritma pengurutan data yang menggunakan teknik pemecahan data menjadi partisi-partisi, sehingga metode ini disebut juga dengan nama partition exchange sort.
Algoritma ini hanya memiliki 2 langkah sebagai berikut :

  • Divide = bisa dikatakan Memilah rangkaian data menjadi dua sub-rangkaian A[p…q-1] dan A[q+1…r] dimana setiap elemen A[p…q-1] adalah kurang dari atau sama dengan A[q] dan setiap elemen pada A[q+1…r] adalah lebih besar atau sama dengan elemen pada A[q]. A[q] disebut sebagai elemen pivot. Perhitungan pada elemen q merupakan salah satu bagian dari prosedur pemisahan.
  • Conquer = dengan cara Mengurutkan elemen pada sub-rangkaian secara rekursif. Pada algoritma quicksort, langkah ”kombinasi” tidak di lakukan karena telah terjadi pengurutan elemen – elemen pada sub-array
Dalam algoritma quick sort, pemilihan pivot adalah hal yang menentukan apakah algoritma quick sort tersebut akan memberikan performa terbaik atau terburuk. Berikut beberapa cara pemilihan pivot :

1. Pivot adalah elemen pertama, elemen terakhir, atau elemen tengah tabel. Cara ini hanya bagus jika elemen tabel tersusun secara acak, tetapi tidak bagus jika elemen tabel semula sudah terurut. Misalnya, jika elemen tabel semula menurun, maka semua elemen tabel akan terkumpul di upatabel kanan.

2. Pivot dipilih secara acak dari salah satu elemen tabel. Cara ini baik, tetapi mahal, sebab memerlukan biaya (cost) untuk pembangkitan prosedur acak. Lagi pula, itu tidak mengurangi kompleksitas waktu algoritma.

3. Pivot adalah elemen median tabel. Cara ini paling bagus, karena hasil partisi menghasilkan dua bagian tabel yang berukuran seimbang (masing masing ≈ n/2 elemen). Cara ini memberikan kompleksitas waktu yang minimum. Masalahnya, mencari median dari elemen tabel yang belum terurut adalah persoalan tersendiri.

Langkah-Langkah pengerjaannya ialah:

Ambil sebuah elemen, yang disebut dengan pivot, pada sebuah daftar.
Urutkan kembali sebuah list sehingga elemen dengan nilai yang kecil dari pivot berada sebelum pivot, sedangkan seluruh element yang memiliki nilai yang lebih besar dari pivot berada setelahnya (nilai yang sama dapat berada pada pivot setelahnya). Setelah pemisahan, pivot berada pada posisi akhirnya. Operasi ini disebut Partition.
Sub list kemudian disortir secara recursif dari elemen yang lebih kecil dan sub list dari elemen yang lebih besar.

Untuk memulai irterasi pengurutan, pertama-tama sebuah elemen dipilih dari data,  kemudian elemen-elemen data akan diurutkan diatur sedemikian rupa, sehingga nilai variabel Sementara berada di suatu posisi ke I yang memenuhi kondisi sebagai berikut :

  1. Semua elemen di posisi ke 1 sampai dengan ke I-1 adalah lebih kecil atau sama dengan Sementara.
  2. Semua elemen di posisi ke I+1 sampai dengan ke N adalah lebih besar atau sama dengan Sementara.
Sebagai contoh, data yang akan diurutkan sejumlah 12 elemen sebagai berikut :
33 45 18 7 5 99 57 25 55 10 40 50
Misalnya element yang dipilih adalah element yang pertama, maka variabel Sementara bernilai 33. Setelah diatur, maka nilai 33 akan menempati posisi ke I, yaitu posisi urutan ke 6 sebagai berikut :

Tampak bahwa kondisi berikut terpenuhi, yaitu :
  1. Semua elemen di posisi ke 1 sampai dengan posisi ke 5 (10, 25, 18, 7,dan 5) akan lebih kecil atau sama dengan nilai 33 yang dipilih.
  2. Semua elemen di posisi ke 7 sampai dengan ke 12 (57,99,55,45,40 dan 50) aka lebih besar atau sama dengan nilai 33 yang dipilih.


Dengan demikian, data tersebut akan terpecah menjadi 2 partisi, sebagai berikut :
      (10 25 18 7 5) 33 (57 99 55 45 40 50)
Proses ini diulangi kembali untuk masing-masing partisi data, yaitu untuk data (10, 25, 18, 7, 5) dan data (57, 99, 55, 45, 40, 50). Untuk partisi yang pertama, bila nilai Sementara yang diambil adalah data pertama kembali dalam partisi bersangkutan, yaitu 10 dan diatur kembali sedemikian rupa, maka nilai data yang dipilih akan terletak di posisi sebagai berikut:
(5  7) 10 (18 25) 33 (57 99 55 45 40 50)
Untuk mengurutkan masing-masing partisi, maka proses tersebut diulangi kembali dan tiap-tiap partisi dipecah-pecah kembali lebih lanjut. Kurung yang menutupi partisi menunjukkan data yang belum urut dan perlu diurutkan kembali. Sedang data yang tidak berada diantara tanda kurung merupakan data yang sudah diurut. Iterasi selanjutya sampai didapatkan data yang telah urut semuanya adalah sebagai berikut ini.
5 ( 7) 10 (18 25) 33 (57 99 55 45 40 50)
5   7  10  18 (25) 33 (57 99 55 45 40 50)
5   7  10  18  25  33 (50 40 55 45) 57 (99)
5   7  10  18  25  33 (50 40 55 45) 57 99
5   7  10  18  25  33 (45 40) 50 (55) 57 99
5   7  10  18  25  33 (45 40) 50 55 57 99
5   7  10  18  25  33  40 (45) 50 55 57 99
5   7  10  18  25  33  40 45 50 55 57 99





Sumber: 






Rabu, 05 November 2014

Identitas Sebagai Pemuda yang Belajar di Perguruan Tinggi

A. Pengertian Pemuda
          Pemuda diidentikkan dengan kaum muda yang merupakan generasi bangsa, yang akan menentukan perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi kita adalah pemuda yang memiliki intelektual yang dapat berpikir demi perubahan dan kemajuan negara ini. Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.

          Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”.

          Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemuda adalah sebuah kehidupan yang berdiri direntang masa kanak-kanak dan masa dewasa dimasa inilah seorang pemuda bersifat labil, kontrol emosi dan kstabilan pendirian masih bisa dipengaruh oleh pihak luar. Seorang pemuda mempunyai ciri yang khas yang menggambarkan seperti apa ia terlihat yang menunjukkan kepribadiannya.

           Seorang pemuda harus bisa beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan disekitarnya. Maksudnya agar tumbuh sikap rasa peduli dan rasa kebersamaan didalam dirinya. Lihatlah dizaman sekarang teknologi yang berkembang telah disalahgunakan seolah-olah globalisasi telah memberi efek buruk pada generasi muda. Individualisme itulah yang terjadi pada pemuda zaman sikap peduli pada lingkungan sekitar menurun drastis. Contoh umum jika ada kerja bakti dilingkungan sekitar banyak pemuda yang bermalas-malasan untuk ikut serta dalam kegiatan ini lebih memilih bermain dirumah atau memainkan android,iphone atau apalah itu . Pemuda seperti apa ini!

            Dalam kehidupannya seorang pemuda dituntut dapat bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. Proses sosialisasi pemuda didefinisikan proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri. Proses sosialisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga. Melalui proses sosialisasi, individu (pemuda) akan terwarna cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.Sesuai dengan pepatah lama semakin banyak dilihat semakin banyak dirasa. Jadi pengalaman adalah hal yang dibutuhkan seorang pemuda bisa bertindak dan mengasah pola pikirnya untuk perubahan yang akan datang.

            Pengalaman adalah hal yang sangat penting dalam menunjang kemajuan pola pikir seorang pemuda.Pemuda dituntut kreatif inovatif dan korporatif (kerjasama”dalam hal baik”). Semakin banyak ia bergaul dengan orang lain maka semakin banyak pengalaman yang ia peroleh. Ia dikenal banyak orang dan mendapat banyak sekali akses dari orang disekitarnya ditambah dengan etika dan kepribadiannya yang baik, siapapun pasti menyukai sosok pemuda seperti ini. Kemudian kita bandingkan dengan pemuda yang bersifat individualisme, kikuk ditengah masyarakat,kaku dan tidak mampu mengaplikasikan manfaat dirinya akan terbuang ditengah kehidupan.

            Kondisi yang masih labil membuat pemuda sering hanyut dengan berbagai pergaulan untuk itu berhati-hatilah memilih teman bergaul. Diperlukan pertahanan yang kuat agar tidak terjerumus kedalam kegelapan akibat pergaulan bebas yang sangat membahayakan generasi muda. Banyak contoh-contoh menunjukkan pemuda atau generasi zaman sekarang rusak, mulai dari video porno SMA, Sex bebas SMP.Mau jadi apa generasi seperti ini.Bukannya memperbaiki kondisi bangsa sekarang malah menambah beban yang ada.

           Peran pemuda sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Seorang pemuda dituntut dapat merubah keadaan kearah yang lebih baik bukannya memperburuk keadaan atau merusak tatanan yang telah ada. Calon-calon pemimpin yang akan datang, tokoh masyarakat atau bahkan menjadi panutan untuk orang lain.

           Kilas balik sejarah bangsa kita Indonesia. Bukan fisik atau senjata menjadi tonggak awal kita merdeka tapi karena adanya inisiatif atau kesadaran para pemuda zaman perjuang waktu itu kita merdeka.Adanya sikap revolusioner dan motivasi diri maka pemuda saat itu bisa membawa negara kita mencapai kemerdekaan. Berdirinya Bung Tomo telah menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan rakyat indonesia. Ini artinya bahwa pemuda mampu menggapai apapun dan mampu membuat sebuah perubahan yang luar biasa. Bung tomo adalah organisasi perkumpulan pemuda yang pertama, lalu semangatnya telah memotivasi pemuda-pemuda lain sehingga terbentuklah organisasi pemuda-pemuda yang lain seperti jong java,jong sumatera, maupun jong-jong lainnya.

            Dalam sebuah pidatonya, Soekarno pernah mengorbakan semangat juang Pemuda apa kata Sukarno “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitu besar peranan pemuda di mata Sukarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia menjadi negara Super Power.

            Pemuda adalah sesuatu yang luar biasa, seperti yang telah dibicarakan sebelumnya walaupun emosi yang sangat labil tapi pemuda memiliki kelebihan-kelebihan yang menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri Perubahan. Tetapi sering kali informasi yang diterima tidak melalui seleksi yang ketat sehingga seorang pemuda mudah terbawa arus dan pengaruh media massa yang ada.

B. Pengertian Sosialisasi

             Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli :
1. Charlotte Buhler
    Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,                 bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan             kelompoknya.
2. Peter Berger
    Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam     masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3. Paul B. Horton
    Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam     masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4. Soerjono Soekanto
    Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.

Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
    a) Proses sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi. 
     b) Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.
c) Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya. 
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.

C. Internasilasi, Belajar, dan Sosialisasi
         Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.

D. Proses Sosialisasi
          Sosialisasi adalah proses yang memungkinkan seseorang belajar tentang sikap-sikap, nilai-nilai, atau tindakan-tindakan yang di anggap tepat oleh suatu masyarakat atau oleh satu kebudayaan tertentu. Dalam artian lain, sosialisasi terjadi melalui interaksi individu dengan individu lainnya. Individu disini belajar sesuatu dari orang-orang yang dekat seperti keluarga, teman, guru, dan orang-orang yang berada dilingkungannya. Ada beberapa proses dalam sosialisasi yaitu:

  • Proses Internalisasi 
    • Proses internalisasi adalah proses panjang dan berlangsung seumur hidup yang dialami manusia. Dimana dalam proses ini ia belajar membentuk kepribadian melalui perasaan, nafsu-nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya. 
  • Proses Sosialisasi 
    • Proses sosialisasi merupakan proses seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya. 
  • Proses Inkulturasi 
    • Proses inkulturasi adalah proses pembudayaan seseorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. 
E. Peranan Sosial Mahasiswa Dan Pemuda Di Masyarakat

        Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
        Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
        Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
       Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.

Pemuda dan Identitas

A. Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
        Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.

Pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun berlandaskan:

  1. Landasan IDIIL                    : Pancasila
  2. Landasan Konstitusional      : Undang-Undang Dasar 1945
  3. Landasan Strategis                : Garis-Garis Besar Haluan Negara
  4. Landasan Historis                 : Sumpah Pemuda Th. 1928 dan                                                                                                      Proklamasi Kemerdekaan 17- 8-45
  5. Landasan Normatif                 : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam                                                                   masyarakat
B. Pengertian Pokok Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda menyangkut dua pengertian pokok yaitu:

1.  Generasi Muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.

2.  Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat  bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.

C. Masalah-Masalah Generasi Muda
Berbagai permasalah generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain adalah:
  1. Menurunnya Idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan generasi muda
  2. Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
  3. Belum seimbangnya antar jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan  yang tersedia, baik formal maupun non formal.
  4. Kurangnya lapangan kerja /kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran / setengan pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat lajunya perkembangan pembangunan nasional.
  5. Kurangnya Gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda.
  6. Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat pedesaan.
  7. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
  8. Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
D. Potensi-Potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang ada pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah:
  • Idealisme dan Daya Kritis
  • Dinamika dan Kreatifitas
  • Keberanian mengambil resiko
  • Optimis dan kegairahan semangat
  • Sikap kemandirian dan disiplin murni
  • Terdidik 
  • Keanekaragaman dalam Kesatuan dan Persatuan
  • Patriotisme dan Nasionalisme
  • Sikap Ksatria
  • Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi

E. Tujuan Pokok Sosialisasi
Tujuan sosialisasi ada 4 yaitu:
  1. Memberikan ketrampilan terhadap seseorang agar mampu mengimbangi hidup bermasyarakat.
  2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
  3. Membantu mengendalikan fungsi – fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
  4. Membiasakan diri dengan berprilaku sesuai dengan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang ada dimasyarakat. 

Perguruan dan Pendidikan

A. Cara Mengembangkan Potensi Generasi Muda:
  • Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
  • Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
  • Pengendalian fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
  • Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
B. Pengertian Pendidikan dan Perguruan Tinggi
           Pendidikan adalah usaha sadar  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ilmu di bidang keinginannya masing-masing agar bermanfaat bagi agama, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
          Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi menjadi dua:
  • Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah.
  • Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak swasta.
Di Indonesia, perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi, dan universitas. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dengan program pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1), magister (S2), doktor (S3), dan spesialis.

        Universitas, institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program doktor berhak memberikan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada setiap individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni. Sebutan guru besar atau profesor hanya dipergunakan selama yang bersangkutan masih aktif bekerja sebagai pendidik di perguruan tinggi.

       Pengelolaan dan regulasi perguruan tinggi di Indonesia dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Rektor Perguruan Tinggi Negeri merupakan pejabat eselon di bawah Menteri Pendidikan Nasional.

        Selain itu juga terdapat perguruan tinggi yang dikelola oleh kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian yang umumnya merupakan perguruan tinggi kedinasan, misalnya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang dikelola oleh Kementerian Keuangan.

        Selanjutnya, berdasarkan undang-undang yang berlaku, setiap perguruan tinggi di Indonesia harus memiliki Badan Hukum Pendidikan yang berfungsi memberikan pelayanan yang adil dan bermutu kepada peserta didik, berprinsip nirlaba, dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan pendidikan nasional.

C. Alasan Berkesempatan Mengenyam Perguruan Tinggi
          Melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi adalah suatu  impian bagi sebagian besar orang.  Khususnya mereka yang sedang duduk di bangku SMA.  Bagi mereka, melanjutkan ke bangku kuliah adalah sebuah kewajiban, sebagai bekal untuk menghadapi masa depan.
Di bangku Perguruan Tinggi, seseorang bisa mendapatkan, pengetahuan dan keterampilan, yang sesuatu dengan minat serta bakat mereka. Dengan demikian, proses pembelajaran bisa terjadi secara terarah dan di sesuaikan dengan apa yang diinginkan.  Inilah yang membedakan Perguruan Tinggi dengan pendidikan di tingkat sekolah.

Sumber: